17 Kesalahan Umum yang Sering dilakukan Pelamar Kerja

Kesalahan Umum Saat Melamar Kerja dan Cara Menghindarinya

Melamar kerja bukan sekadar mengirim CV dan menunggu panggilan. Proses ini adalah tahapan membangun kesan pertama kepada perusahaan. Banyak pelamar gagal bukan karena mereka tidak kompeten, tetapi karena melakukan kesalahan kecil yang berdampak besar — mulai dari cara menulis CV, berkomunikasi dengan HR, hingga sikap saat wawancara.

Berikut penjelasan 17 kesalahan umum yang sering dilakukan pelamar kerja serta cara efektif untuk menghindarinya


1. ❌ CV Tidak Terstruktur dan Terlalu Panjang

Kesalahan:

Banyak pelamar kerja menulis CV seperti riwayat hidup naratif — penuh paragraf panjang, detail tidak relevan, bahkan menggunakan desain berlebihan. HR hanya memiliki waktu 6–10 detik untuk menilai apakah CV layak dibaca lebih lanjut.

Akibat:

  • HR kesulitan menemukan informasi penting (pengalaman, pendidikan, skill).

  • CV terlihat tidak profesional dan tidak fokus.

  • Risiko langsung ditolak tanpa dibaca sampai akhir.

Cara Menghindari:

✅ Gunakan format ringkas dan rapi (1–2 halaman saja).
✅ Fokus pada pencapaian dan tanggung jawab utama, bukan sekadar daftar tugas.
✅ Gunakan poin-poin (bullet) dan penekanan pada hasil, misalnya:

“Meningkatkan penjualan sebesar 30% dalam 6 bulan”
✅ Gunakan desain yang bersih, font profesional (Arial, Calibri, Roboto), dan hindari warna mencolok.


2. ❌ Tidak Menyesuaikan CV dan Surat Lamaran dengan Posisi yang Dilamar

Kesalahan:

Mengirim CV dan surat lamaran yang sama ke semua perusahaan — tanpa menyesuaikan isi dengan posisi atau bidang pekerjaan yang dituju.

Akibat:

  • HR merasa kamu tidak benar-benar memahami posisi yang dilamar.

  • Lamaran tampak generik dan kurang serius.

Cara Menghindari:

Baca deskripsi pekerjaan dengan cermat.
✅ Gunakan kata kunci yang sama dengan yang tercantum di lowongan (misalnya “analisis data”, “digital marketing”).
✅ Ubah bagian profil pribadi dan pengalaman agar terkait langsung dengan posisi tersebut.

Contoh:

Jika melamar sebagai Social Media Specialist, tonjolkan pengalaman mengelola akun media sosial, membuat konten, dan analitik engagement — bukan kemampuan administrasi.


3. ❌ Alamat Email Tidak Profesional

Kesalahan:

Masih menggunakan alamat email yang tidak pantas, seperti:

[email protected], [email protected], atau [email protected]

Akibat:

  • Memberikan kesan tidak serius dan tidak profesional.

  • HR bisa langsung menolak lamaran tanpa membaca CV.

Cara Menghindari:

✅ Gunakan format profesional:

[email protected]
Contoh: [email protected] atau [email protected]


4. ❌ Menulis Surat Lamaran Copy-Paste dari Internet

Kesalahan:

Menyalin template lamaran kerja dari internet tanpa menyesuaikan isi dan konteks.

Akibat:

  • Surat lamaran terkesan tidak tulus dan tidak personal.

  • HR bisa mengenali kalimat umum yang sudah sering digunakan pelamar lain.

Cara Menghindari:

✅ Tulis surat lamaran dengan gaya sopan, singkat (1 halaman), dan jujur.
✅ Sebutkan nama perusahaan dan posisi yang dilamar secara spesifik.
✅ Jelaskan alasan mengapa kamu cocok untuk posisi tersebut.
✅ Gunakan kalimat aktif dan jelas.

Contoh kalimat efektif:

“Saya memiliki pengalaman dua tahun di bidang digital marketing dan terbiasa menggunakan Meta Ads serta Google Analytics untuk meningkatkan engagement.”


5. ❌ Melamar Pekerjaan Tanpa Membaca Syarat dengan Teliti

Kesalahan:

Melamar semua lowongan tanpa memperhatikan kualifikasi, misalnya melamar posisi “Accountant” padahal tidak memiliki latar belakang akuntansi.

Akibat:

  • HR menilai pelamar tidak bisa membaca instruksi.

  • Waktu HR dan pelamar terbuang percuma.

Cara Menghindari:

✅ Bacalah syarat dan tanggung jawab pekerjaan secara menyeluruh.
✅ Hanya kirim lamaran yang benar-benar sesuai dengan kualifikasi dan pengalamanmu.
✅ Jika sedikit kurang memenuhi, sebutkan alasan kuat kenapa kamu tetap relevan (misalnya punya pengalaman serupa di bidang lain).


6. ❌ Tidak Menyertakan Subjek dan Nama File yang Jelas (Saat Melamar Lewat Email)

Kesalahan:

Banyak pelamar menulis subjek email seperti:

“Lamaran kerja”
“CV saya”
“Permohonan pekerjaan”

Akibat:

  • HR sulit memfilter ratusan email lamaran.

  • Email berpotensi tidak terbaca.

Cara Menghindari:

✅ Gunakan format standar dan profesional:

Subject: Lamaran – [Posisi] – [Nama Lengkap]
Nama file: CV_[NamaLengkap]_[Posisi].pdf

Contoh:

Subject: Lamaran – Admin Keuangan – Andi Firman**
File: CV_AndiFirman_AdminKeuangan.pdf


7. ❌ Mengirim CV Tanpa Isi Email atau Pesan Pendamping

Kesalahan:

Hanya mengirim lampiran CV tanpa menulis apa pun di badan email.

Akibat:

  • Terlihat tidak sopan dan kurang etika komunikasi.

  • HR tidak tahu tujuan lamaran.

Cara Menghindari:

✅ Tulis pesan singkat dan sopan di badan email, misalnya:

Yth. HRD [Nama Perusahaan],

Bersama email ini saya mengajukan lamaran untuk posisi [nama posisi]. CV dan dokumen pendukung terlampir.

Terima kasih atas perhatian dan kesempatannya.

Hormat saya,
[Nama Lengkap]


8. ❌ CV Tidak Diperbarui

Kesalahan:

Mengirim CV lama yang belum di-update — mungkin belum mencantumkan pengalaman terbaru, sertifikat, atau keahlian baru.

Akibat:

  • HR menilai pelamar tidak profesional dan kurang perhatian pada detail.

Cara Menghindari:

✅ Perbarui CV setiap 3–6 bulan sekali.
✅ Tambahkan pelatihan, pengalaman kerja baru, dan skill tambahan.


9. ❌ Tidak Menyertakan Portofolio (Untuk Posisi Kreatif)

Kesalahan:

Melamar posisi seperti desainer, content writer, fotografer, atau videografer tanpa menyertakan contoh karya.

Akibat:

  • HR tidak bisa menilai kemampuan secara konkret.

  • Lamaran langsung gugur meski CV bagus.

Cara Menghindari:

✅ Buat portofolio digital (Google Drive, Behance, Notion, atau situs pribadi).
✅ Sertakan tautan (link) di CV dan email lamaran.


10. ❌ Data di CV Tidak Konsisten atau Berlebihan

Kesalahan:

Menuliskan data palsu, melebih-lebihkan kemampuan, atau memberikan informasi tidak akurat (contoh: pengalaman kerja fiktif).

Akibat:

  • Akan terdeteksi saat interview atau verifikasi HR.

  • Bisa masuk daftar hitam perusahaan.

Cara Menghindari:

✅ Selalu jujur dalam menulis pengalaman dan skill.
✅ Jika punya kemampuan dasar, tulis “basic” bukan “expert”.
✅ Lebih baik menonjolkan kejujuran dan kemauan belajar.


11. ❌ Tidak Menjaga Etika Komunikasi dengan HR

Kesalahan:

  • Mengirim pesan seperti “Kapan dipanggil interview?”

  • Menggunakan bahasa tidak sopan atau terlalu santai (“Min, udah dibaca belum lamaran saya?”).

Akibat:

  • HR menilai attitude pelamar buruk.

  • Menurunkan peluang diterima.

Cara Menghindari:

✅ Gunakan bahasa sopan dan profesional.
✅ Jika ingin follow-up, tunggu minimal 5–7 hari kerja setelah mengirim lamaran.
✅ Contoh pesan follow-up:

“Selamat pagi Bapak/Ibu HRD,
Saya Andi Firman, telah mengirim lamaran untuk posisi [nama posisi] pada [tanggal]. Apakah ada informasi lanjutan mengenai proses seleksi? Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.”


12. ❌ Tidak Mempersiapkan Diri Saat Wawancara

Kesalahan:

Datang tanpa riset tentang perusahaan, posisi, atau visi-misi.

Akibat:

  • Terlihat tidak serius dan tidak siap.

  • Sulit menjawab pertanyaan HR seperti “Apa yang kamu tahu tentang perusahaan kami?”

Cara Menghindari:

✅ Lakukan riset kecil sebelum wawancara:

  • Kunjungi situs web resmi dan media sosial perusahaan.

  • Pelajari produk/jasa yang mereka tawarkan.

  • Siapkan jawaban singkat tentang “Mengapa Anda ingin bekerja di sini.”


13. ❌ Datang Terlambat Saat Interview

Kesalahan:

Datang mepet waktu atau bahkan terlambat ke tempat wawancara.

Akibat:

  • Memberi kesan tidak disiplin dan tidak menghargai waktu.

Cara Menghindari:

✅ Rencanakan perjalanan dan berangkat lebih awal.
✅ Jika ada hal mendesak, segera hubungi HR dan minta maaf secara sopan.


14. ❌ Berpakaian Tidak Sesuai atau Terlalu Santai

Kesalahan:

Datang ke wawancara dengan pakaian yang tidak pantas, seperti kaos oblong, sandal, atau celana jeans sobek.

Akibat:

  • Menurunkan kesan profesional.

  • HR bisa langsung menolak sebelum wawancara dimulai.

Cara Menghindari:

✅ Gunakan pakaian rapi dan sesuai budaya perusahaan.
✅ Untuk kantor formal: kemeja, celana bahan, sepatu tertutup.
✅ Untuk industri kreatif/startup: tetap rapi tapi lebih santai (smart casual).


15. ❌ Tidak Mengajukan Pertanyaan Saat Interview

Kesalahan:

Hanya menjawab tanpa pernah bertanya balik kepada interviewer.

Akibat:

  • HR menilai pelamar pasif dan kurang tertarik dengan posisi.

Cara Menghindari:

✅ Siapkan pertanyaan sopan dan cerdas, misalnya:

“Bagaimana budaya kerja di perusahaan ini?”
“Seperti apa kriteria karyawan yang berhasil di posisi ini?”


16. ❌ Menjelekkan Perusahaan atau Atasan Lama

Kesalahan:

Saat ditanya alasan keluar dari pekerjaan lama, pelamar malah curhat negatif.

Akibat:

  • Memberi kesan tidak profesional dan emosional.

Cara Menghindari:

✅ Jawab dengan nada positif:

“Saya ingin mencari tantangan baru dan kesempatan berkembang lebih luas.”


17. ❌ Tidak Follow Up Setelah Interview

Kesalahan:

Setelah wawancara, pelamar tidak pernah menghubungi HR lagi.

Akibat:

  • HR mungkin mengira kamu tidak tertarik lagi.

Cara Menghindari:

✅ Kirim ucapan terima kasih melalui email 1–2 hari setelah interview.
Contoh:

“Terima kasih atas kesempatan wawancara kemarin. Saya sangat antusias untuk bergabung dan berkontribusi di perusahaan Bapak/Ibu.”


Kesimpulan

Melamar kerja membutuhkan strategi, etika, dan persiapan matang.
Kesalahan kecil seperti CV yang berantakan, alamat email tidak profesional, atau sikap kurang sopan bisa menjadi alasan lamaran ditolak — bahkan sebelum HR melihat kemampuanmu.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas dan menerapkan tips pencegahannya, kamu akan:

  • Meningkatkan peluang lolos seleksi administrasi,

  • Menunjukkan profesionalisme sejak awal, dan

  • Meninggalkan kesan positif pada perusahaan.